Bayangkan Anda sedang berjalan-jalan di sore yang sejuk di sebuah sudut kota Purwokerto. Tiba-tiba, aroma menggoda menyapa indera penciuman Anda. Aroma gurih, hangat, dan mengundang ini berasal dari sebuah gerobak sederhana di pinggir jalan. Di sana, seorang penjual dengan cekatan membolak-balikkan potongan tempe berbalut tepung dalam minyak panas. Inilah mendoan, camilan ikonik yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Banyumas. Mendoan, yang konon berasal dari bahasa Banyumas "mendo" yang berarti setengah matang, adalah bukti nyata bahwa kesederhanaan bisa menjadi sumber kenikmatan luar biasa. Terbuat dari irisan tempe yang dibalut dalam adonan tepung berbumbu dan digoreng sebentar hingga bagian luarnya renyah sementara bagian dalamnya tetap lembut, mendoan adalah perpaduan sempurna tekstur dan rasa. Namun, mendoan bukan sekadar camilan. Ia adalah cerita tentang kearifan lokal, tentang bagaimana nenek moyang k...
"If you have knowledge, let others light their candles in it."